MAKALAH SENGKETA INTERNASIONAL - KONFLIK/SENGKETA ANTARA PALESTINA - ISRAEL
Hai balik lagi nih dengan postingan yang bermanfaat
yaitu makalah tentang konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel. Semoga
makalah ini membantu orang-orang yang membutuhkan informasi tenang sengketa ini.
SENGKETA
INTERNASIONAL
KONFLIK
ANTARA PALESTINA - ISRAEL
DI SUSUN
OLEH :
LUSIA
NOGO
SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA
PANCA SETYA SINTANG
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Sengketa Internasional – sengketa antara Palestina
dan Israel untuk melengkapi materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Tetapi, makalah ini disusun bukan hanya sebagai pelengkap materi pelajaran,
namun juga untuk dapat menambah wawasan masyarakat umum yang membaca makalah
tentang sengketa yang terjadi antara negara Indonesia dan negera lain ini.
Pada kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi baik melalui dukungan moril maupun material sehingga
terselesainya makalah ini dengan tepat waktu. Terutama kepada:
- Dra. Cornelia, L.L selaku kepala sekolah SMA PANCA SETYA,
- Ibu Katarina, SL selaku wali kelas XI IPA 1,
- Ibu Marlinsia, S.Pd selaku guru bidang studi PKN,
- Kedua orang tua kami, dan
- Teman-teman seperjuangan
Semoga segala usaha dan dukungan yang telah diberikan
kepada kami dibalas Yang Maha Kuasa.
Akhri kata ada sebuah
pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” begitu juga makalah
ini. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan
dalam hal isi makalah, oleh sebab itu kami mengharapkan adanya kritikan dan
juga saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat melakukan hal yang lebih
baik lagi kedepannya. Terima kasih
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI
.............................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN
.......................................................................
A. Latar Belakang
................................................................................
B. Rumusan Masalah
...........................................................................
C. Tujuan
.............................................................................................
D. Manfaat
...........................................................................................
E. Metode penulisan
............................................................................
BAB 2 : PEMBAHASAN
.........................................................................
A. Sejarah Konflik Palestina - Israel ...................................................
B. Puncak Konflik
Palestina- Israel......................................................
C. Metode
Perlawanan Dalam Konflik Palestina Israel........................
D. Penyebab
Konflik Palestina-Israel ..................................................
E. Dampak Konflik antara
Palestina-Israel ........................................
F. Upaya Penyelesaian
Konflik Palestina-Israel ................................
BAB 3 : PENUTUP
....................................................................................
A. Kritik dan Saran
..............................................................................
B. Kesimpulan
.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Di
era modern ini banyak sekali negara yang melakukan hubungan dengan negara lain
untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Hubungan yang dijalin tersebut terikat
dengan hukum internasional. Tentu kita mengetahui dengan adanya hukum
internasional sangat berdampak positif dalam menjaga ketertiban hubungan
internasional. Namun, belum tentu suatu hubungan hukum yang terjadi antara para
pihak tidak selalu berjalan lancar. Adakalanya timbul ketidakserasian yang
kemudian menimbulkan sengketa diantara kedua belah pihak. Wilayah merupakan hal
yang sering disangkut pautkan dengan kedaulatan. Saat wilayah suatu negara
dilanggar oleh negara lain, sama dengan mengganggu kedaulatan suatu negara.
Konflik Israel-Palestina bermula
dari resolusi PBB yang membagi wilayah Palestina.Wilayah dibagi menjadi tiga
bagian yaitu wilayah Arab-Palestina, wilayah Israel, dan Yerussalem yang
dikelola dunia internasional. Pembagian tersebut tidak disetujui oleh mayoritas
penduduk Palestina karena wilayah Israel pembagiannya lebih luas dibandingkan
wilayah Palestina. Israel mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara pada 14
Mei 1948 setelah resolusi PBB, rakyat Palestina tidak menyetujuinya dan
terjadilah konflik yang berkepanjangan diantara keduanya. Perhatian dunia
internasional tertuju pada konflik kedua negara ini, hal tersebut disebabkan
karena banyaknya korban yang berjatuhan dari konflik Israel-Palestina.Harapan
kedamaian bagi kedua negara ini tampaknya masih jauh dalam
pandangan, betapa tidak setelah enam puluhan tahun lebih konflik, titik
terang perdamaian masih jauh.Bahkan beberapa saat yang lalu, pemberitaan Agresi
Militer Israel ke Jalur Gaza sangat mengiris hati karena banyaknya jumlah
korban, hingga ribuan penduduk Palestina.
Oleh karena
itu, makalah ini disusun untuk mengupas lebih jauh lagi konflik antara Palestina
dan Israel atas perebutan wilayah tersebut juga dan mengupas penyebab dan
berbagai cara yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Masalah-masalah yang akan dibahas :
1.
Sejarah Konflik
Palestina - Israel
2. Puncak
Konflik Palestina- Israel
3. Metode
Perlawanan Dalam Konflik Palestina-Israel
4. Penyebab
Konflik Palestina-Israel
5. Dampak
Konflik antara Palestina-Israel
6. Upaya
Penyelesaian Konflik Palestina-Israel
1. Untuk
mengetahui sejarah konflik Palestina-Israel
2. Untuk
mengetahui puncak konflik Palestina-Israel
3. Untuk
mengetahui metode perlawanan konflik Palestina-Israel
4. Untuk
mengetahui penyebab konflik Palestina-Israel
5. Untuk
mengetahui dampak dari konflik Palestina-Israel
6. Untuk
mengetahui upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel
1. Memberi pengetahuan bagi peserta didik tentang
sengketa internasional antara Palestina-Israel
2. Menambah
wawasan peserta didik dan masyarakat umum tentang penyelesaian sengketa antara Palestina-Israel
Penulisan
makalah ini menggunakan metode studi pustaka. Metode penulisan makalah ini
dengan mengumpulkan bahan-bahan,materi-materi dan informasi-informasi yang
diperoleh dari jurnal yang tersedia.
BAB II
PEMBAHASAN
Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung lama sejak tahun 1947.
Pada masa itu tepatnya pada bulan Mei, dilakukan pembagian wilayah antara
Israel dan Palestina yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hasil dari pembagian wilayah adalah 54% dari wilayah diserahkan untuk Israel
sedangkan sisanya untuk Palestina yakni 46%. Apabila ditinjau dari segi jumlah
penduduk yang ada antara Israel dan Palestina, prosentase masyarakat Israel yakni
bangsa Yahudi hanya berkisar 31,5 % dari populasi yang ada. Hal inilah yang
menimbulkan reaksi balik dari rakyat Palestina yang memperjuangkan kemerdekaan
di tanah mereka sendiri. Sementara bangsa Yahudi menganggap pembagian yang
telah dilakukan itu tidaklah cukup. Mereka menginginkan wilayah yang lebih
luas. Sejak itulah terror yang meluas terhadap rakyat Palestina. berlangsung.
Pada tanggal 9 April 1948 dilancarkan pembantaian massal, serangan yang
dilakukan milisi Irqun dan sebanyak 259 penduduk tewas. Selanjutnya pada
tanggal 14 Mei 1948 bangsa Yahudi mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai
negara Israel. Tanah yang menjadi sengketa antara kedua bangsa merupakan koloni
dari Inggris setelah perang dunia I. bangsa Yahudi menginginkan negrinya berdiri
sendiri diatas tanah tersebut sementara di tanah tersebut juga didiami bangsa
Palestina. Populasi bangsa Yahudi saat itu hanya 56.000 sedangkan Palestina
mencapai satu juta.
Sengketa ini
terus berjalan seiring dengan tekanan yang dilakukan oleh penguasa Israel.
Tentara Israel melakukan penyerangan salah satunya adalah Ramallah, di
kawasan Tepi Barat , Palestina. Israel mengawali blokade di Ramallah dengan
mengirim anggota Batalion Egoz. Tentara Israel memburu warga Palestina
khususnya yang dianggap sebagai teroris Kondisi seperti itu membuat warga dan
petinggi pemerintah Palestina meradang. Apalagi respon dunia khususnya Amerika
Serikat sangat lambat. Bahkan hampir dapat dikatakan tidak ada tindakan berarti
untuk menyetop pendudukan di jantung Palestina. Di kota itu, sejak tahun 1996,
seiring ditariknya pasukan Israel otoritas Palestina di bawah Arafat mengatur
dan mengendalikan roda pemerintahan layaknya sebuah negara. Kota ini dipilih
sebelum ibu kota definitive Palestina yaitu Yerussalem terwujud.Selain mengepung
dan menyerang kota Ramallah pasukan Israel juga melakukan serangan kilat ke
Tepi Barat. Hanya dalam waktu kurang dari tiga hari, Kota Jenin, Tulkarem,
Betlehem Qalqilya dan Nablus di Tepi Barat secara de facto berada dalam kontrol
Israel.
Rakyat Palestina
yang merasa terusir dari daerah yang mereka diami selama ratusan tahun tidak
tinggal diam saja. Mereka terus melancarkan perang terhadap Israel sehingga
muncullah perang yang terjadi antara tahun 1948, 1967 dan tahun 1971.
Perjuangan rakyat Palestina untuk merebut kembali wilayahnya bergabung dalam
suatu organisasi yaitu PLO. September tahun 1982 terjadi pembantaian
besar-besaran atas pengungsi Palestina di kamp pengungsian Sabra dan Shatila
yang menewaskan 2700 pengungsi hanya dalam waktu 1 jam. Palestina sendiri
akhirnya membentuk milisi yang dikenal dengan Intifada.Perlawanan dari rakyat
Palestina bergulir sejak tahun 1987. Israel sendiri berusaha untuk meredam
dengan upaya memberikan konsensi pada perjanjian Oslo di tahun 1993 mengenai
kesepakatan antara Israel dan Palestina yang akan memberikan kesempatan
kemerrdekan bagi bangsa Palestina telah dilanggar pada tahun 1998. Harapan
rakyat Palestina atas kemerdekaannya dengan berdirinya Palestina di Tepi Barat
dan Jalur Gaza dengan ibukota Yerusalem Timur ternyata mengalami kegagalan
karena perjanjian tersebut dianggar oleh Israel.Sebaliknya dengan perjanjian
tersebut semakin memperjelas kuatnya kontrol Israel atas daerah Tepi Barat dan
Jalur Gaza. Kebijakan apartheid yang membedakan waran dan bersifat sangat
diskriminatif diterapkan. Israel sendiri telah menguasai perekonomian di daerah
Tepi Barat baik tanah maupun sumberdaya alamnya, dengan ditopang dengan
kekuatan militer yang berfungsi untuk terus mengawasi rakyat Palestina.
Perlawanan
Intifada bergolak pada akhir September 2001 setelah terjadiya bentrokan antara
Palestina dan Israel dipicu oleh kedatangan Ariel Sharon yang dianggap bertanggungjawab atas pembantaian di kamp pengungsian Sabra dan Shatila.
Pada bentrokan ini 7 orang Palestina tewas dalam Mesjid Al Aqsa.Sampai saat ini
konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel terus berlanjut sementara
berulang kali telah dilakukan perjanjian-perjanjian perdamaian antara kedua
belah pihak tetapi terus menerus mengalami kegagalan diakibatkan oleh
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
Dari tahun 2008 hingga 2009 merupakan sebahagian daripada konflik Israel-Palestina, yang berada di kemuncak konflik pada 27 Disember
2008, Israel telah melancarkan satu siri serangan udara, dikenali dengan nama Operation
Cast Lead . Operasi ini disasarkan kepada ahli-ahli dan infrastruktur Hamas dan ia juga dikenali
sebagai Pembunuhan beramai-ramai Gaza di kalangan kebanyakan negara di dunia Arab. Israel
mendakwa serangan itu dimulakan kerana meningkatnya serangan roket ke dalam Israel,
mereka juga mendakwa serangan ini bertujuan memusnahkan keupayaan dan motivasi
Hamas untuk melancarkan serangan yang serupa di masa depan. Operasi besar ini
bermula dengan pengeboman oleh pesawat pejuang F-16 dan helikopter AH-64 Apache dan ditentang oleh tembakan roket Qassam di kawasan komuniti selatan
Israel. Sekurang-kurangnya 225 orang terbunuh pada hari pertama ini,
menjadikannya hari paling ramai yang terkorban dalam sejarah konflik Israel-Palestina. Sehingga Ahad 4 Januari 2009, jumlah korban
Palestin telah meningkat melebihi 500 orang. Pada sebelah petang, Angkatan
Tentera Udara Israel menghunjam 100 tan ledakan bom dan 95 % mencapai
sasaran yang dikehendali. Menurut sumber Israel, mereka berjaya memusnahkan 50
pusat keselamatan yang dibina Hamas. Ini termasuklah balai polis,penjara dan pusat kawalan
yang dipibina oleh pihak berkuasa pentadbiran Hamas di Semenanjung Gaza, Bandar Gaza, Beit Hanoun di utara, Khan Younis dan Rafah di
selatan. Pasukan perubatan melaporkan 287 warga Palestin terbunuh serta merta
di kawasan kemalangan atau selepas dikejarkan ke hospital berhampiran. 900
cedera parah yang kebanyakannya anggota polis dan anggota pergerakan Hamas,
orang awam termasuk wanita dan kanak-kanak.
B. PUNCAK KONFLIK PALESTINA- ISRAEL
Eskalasi
konflik Israel-Palestina dimulai pada tahun 2014 setelah terjadi serangkaian
peristiwa. Peristiwa-peristiwa ini mencakup berlanjutnya pemblokiran Jalur Gaza oleh pemerintah Mesir dan Israel, berlanjutnya serangan roket dari Gaza, gagalnya diskusi perdamaian yang disponsori Amerika Serikat,
upaya pembentukan pemerintahan koalisi oleh faksi-faksi bersaing di Palestina, penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel, penculikan dan pembunuhan seorang remaja Palestina, penangkapan hampir seluruh
pemimpin Hamas di Tepi Barat oleh Israel,
dan meningkatnya serangan roket ke Israel setelah perjanjian pencabutan blokade
Gaza secara bertahap tidak dipenuhi karena Hamas melanggar kesepakatan gencatan
senjata sebelumnya. Pada malam tanggal 6 Juli, serangan udara Israel di Gaza
menewaskan tujuh mlitan Hamas, sementara Hamas meningkatkan serangan roketnya
ke Israel dan menyatakan bahwa "seluruh warga Israel" merupakan
"target yang sah". Pada tanggal 8 Juli 2014, Pasukan Pertahanan
Israel (IDF) melancarkan Operasi
Perlindungan Tepi
di Jalur Gaza. Tanggal 13 Juli, militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 1.300 serangan udara Israel
telah dilancarkan ke Gaza, sementara lebih dari 800 roket telah ditembakkan
dari Gaza ke Israel. Keesokan harinya, tanggal 14 Juli, Mesir mengumumkan
inisiatif gencatan senjata. Pemerintah Israel menerima usulan ini dan menghentikan serangan untuk sementara
pada pagi 15 Juli. Akan tetapi, semua faksi Palestina, termasuk Presiden
Palestina Abbas, mengumumkan bahwa mereka tidak diberitahu soal inisiatif Mesir
ini dan baru mengetahuinya lewat media. Hamas beserta faksi Palestina lainnya
menolak "versi [perjanjian] yang sekarang." Pada tanggal 16 Juli,
Hamas dan Jihad Islam menawarkan gencatan senjata selama 10 tahun kepada Israel dengan sepuluh syarat, sebagian besar menyinggung
soal diakhirinya pemblokiran Jalur Gaza.
Konflik
ini merupakan operasi militer paling mematikan yang pernah terjadi di Gaza
sejak Intifada kedua,
meskipun jumlah korban tewas dan persentase militan yang tewas masih belum
jelas. Menurut Kementrian kesehatan Gaza, 1.880 warga Palestina tewasand dan 10.000 lainnya
cedera. Dari jumlah tersebut, 398 di antaranya adalah anak-anak, 207 wanita,
dan 74 manula. Laporan awal untuk United Nations
Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari
Protection Cluster memperkirakan bahwa 1.176 (68%) dari 1.717 korban tewas yang
identitasnya sejauh ini sudah dikenali merupakan warga sipil; 573 di antaranya
(33% dari total korban tewas) adalah wanita atau anak-anak. Israel bersikukuh
bahwa sedikitnya 47% korban tewas di Gaza adalah kombatan. Di sisi lain, 64
tentara IDF, dua warga sipil Israel, dan seorang pekerja Thai tewas. Pasukan
Pertahanan Israel menyatakan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai "perisai hidup", dan
pada tanggal 17 Juli UNRWA mengutuk
keras kelompok yang menyimpan senjata di salah satu sekolahnya. Pada 22 Juli, Uni Eropa mengutuk semua
"seruan kepada penduduk sipil Gaza untuk merelakan dirinya sebagai perisai
hidup." Hamas membantah kabar bahwa pihaknya menggunakan perisai hidup.
44% teritori Jalur Gaza ditetapkan sebagai zona kosong (no-go zone) oleh
militer Israel. Kedua sisi mengaku bahwa pihak lawan melanggar perjanjian gencatan senjata November 2012.
Pada
tanggal 12 Juni 2014, tiga remaja Israel diculik dari Tepi Barat Naftali Fraenkel, Gilad Shaer, dan Eyal
Yifrah. Israel menyalahkan Hamas,
dan IDF menyatakan bahwa dua pria yang diduga Israel menculik ketiga remaja
tersebut diketahui sebagai anggota Hamas. Tidak ada bukti keterlibatan Hamas
yang diberikan pemerintah Israel dan para petinggi Hamas membantah kelompoknya
terlibat dalam insiden ini. Otoritas Palestina di Tepi Barat menyalahkan
penculikan ini pada klan Qawasameh yang
dikenal suka melawan kebijakan Hamas dan melawan upaya apapun demi mencapai entente dengan Israel. Pemimpin politik Hamas Khaled Meshal mengatakan bahwa ia tidak
bisa membenarkan atau membantah penculikan ketiga remaja Israel ini, tetapi ia
mengucapkan selamat atas aksi para penculik tersebut. Tanggal 5 Agustus, Israel
menyatakan bahwa pihaknya telah menahan Hossam Kawasmeh pada 11 Juli yang
diduga merencanakan pembunuhan tiga remaja Israel. Menurut dokumen pengadilan,
Kawasmeh mengaku bahwa anggota Hamas di Gaza mendanai perekrutan dan
persenjataan para penculik. Israel melancarkan Operasi Brother's Keeper, serbuan berskala besar terhadap infrastruktur teroris dan
personel Hamas di Tepi Barat yang awalnya bertujuan membebaskan remaja yang
diculik tersebut. 10 warga Palestina tewas dalam beberapa serbuan, dan antara
350 sampai 600 warga Palestina, termasuk hampir seluruh pemimpin Hamas di Tepi
Barat, ditangkap. Di antara mereka yang ditangkap adalah orang-orang yang baru
saja dibebaskan melalui proses pertukaran tahanan Gilad Shalit.
Tanggal
30 Juni, tim pencari menemukan jasad ketiga remaja yang hilang di dekat Hebron.
Pemerintah Israel tampaknya sudah mengetahui dengan pasti bahwa ketiga remaja
ini langsung ditembak sesaat setelah diculik. Sehari setelah jenazah tiga
remaja Israel dikuburkan, seorang remaja Palestina diculik dan dibunuh
Sejak
1 Mei sampai 11 Juni, 6 roket dan 3 peluru mortar diluncurkan dari Gaza ke
Israel. Tanggal 29 Juni, serangan udara Israel ke awak roket menewaskan seorang
militan Hamas. Keesokan harinya, Hamas menanggapi serangan Israel dengan
serangkaian roket; ini adalah pertama kalinya Hamas meluncurkan roket sejak
konflik tahun 2012. Sejak hari penculikan tanggal 12 Juni sampai 5 Juli, 117
roket diluncurkan dari Gazadan 80 serangan udara Israel dilancarkan ke Gaza. Pada
malam 6 Juli, serangan Israel menewaskan tujuh militan Hamas. Sebagai
tanggapan, militan Hamas meningkatkan jumlah serangan roket ke Israel. Pada 7
Juli, militan Hamas telah menembakkan 100 roket dari Gaza ke wilayah Israel dan Angkatan Udara Israel telah mengebom beberapa target di Gaza. Pada 8 Juli, IAF
mengebom 50 target di Jalur Gaza. Militer Israel juga menggagalkan infiltrasi
militan dari laut. Brigadir Jenderal Moti Almoz, kepala juru bicara militer
Israel, mengatakan "Kami diperintahkan oleh para eselon politik untuk
menyerang Hamas dengan keras." Pada hari yang sama, Hamas menyatakan bahwa
"semua warga Israel" adalah "target yang sah" dan memaksa
Israel mengakhiri semua serangannya ke Gaza, membebaskan orang-orang yang
kembali ditangkap saat serbuan di Tepi Barat, mengakhiri pemblokiran Gaza dan
kembali ke kondisi gencatan senjata 2012 sebagai syarat gencatan senjata.
Israel dan Palestina merupakan suatu negara yang masing-masing berusaha
untuk memperoleh wilayah sebagai salah satu unsur dari negara yang merdeka.
Sementara upaya dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sampai saat ini belum
juga mampu menyelesaikan konflik antar kedua bangsa tersebut dan pilihan yang
diambil oleh keduanya adalah upaya untuk memperkuat melalui kekuatan bersenjata
dengan membentuk milisi di kedua belah pihak. Setelah pelanggaran yang
dilakukan Israel dalam perjanjian Oslo Tepi Barat dan Jalur Gaza dilanda
gelombang pemogokan. Kota-kota besar seperti Nablus, Hebron, Ramallah dan Gaza
adalah titik-titik sentaral aksi-aksi pemogokan dan demonstrasi yang dilakukan
oleh Palestina. Departemen perdagangan Palestina sampai pada tingkat penyeruan
atas aksi mogok bergelombang sebagai solidaritas atas demonstrasi-demonstrasi
yang berlanjut untuk terus mendukung perlawanan atas Israel. Gerakan boikot
terhadap produk Israel dilakukan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Non
Government Organization (NGO) dan kelompok-kelompok pemuda yang mengkampanyekan
boikot.
Dari berbagai bentuk perlawanan baik demonstrasi, boikot sampai jalan
bersenjata telah dilakukan oleh rakyat Palestina sementara Israel sendiri
memakai kekuatan bersenjata selain upaya tekanan melalui kebijakan-kebijakan
yang memecah belah rakyat Palestina. Dilihat dari segi kekuatan ekonomi yang
mampu menopang berlangsungnya konflik dengan kekuatan bersenjata jelas Israel
membutuhkan dana yang tidak sedikit dan mengenai kekuatan ekonomi ini Israel
ditunjang oleh Amerika Serikat yang telah mendukung Israel sejak tahun 1950
ketika mulai merebaknya perlawanan anti imperialis oleh negara-negara Arab. Mulai saat itu turun dana dalam jumlah besar ke Israel untuk menjaga
perekonomian yang kuat di Israel serta menciptakan negara bersenjata yang
tangguh. Untuk data ekonomi 2001 Israel menerima dana sebanyak 4 milyar
dolar dari Amerika Serikat, tiga milyar dolar untuk dana militer dan sisanya
sebagai alat pembangunan ekonomi. Khusus untuk dana persenjataan selama 4
tahun tahun setelah melawan negara-negara Arab tahun 1967 diturunkan dana 1,5
milyar dolar Perbandingan kekuatan inipun sangat jauh dibanding Palestina
yang hanya memperoleh dana sebanyak seratus juta dolar dalam satu tahun periode
2000-2001. Sejak tahun 1974, Amerika telah menghibahkan dana sebanyak 80 Milyar
dolar untuk Israel.
Pihak Israel
memandang bahwa penyerangan yang dilakukan oleh mereka merupakan suatu tindakan
pembelaan diri terhadap serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh warga
Palestina yang beraliran keras seperti dari Pejuang Hamas. Apabila alasan itu
dipakai dilihat dengan adanya upaya menolak tanggungjawab yakni keadaan darurat
sebagai pembelaan diri sebagaimana ditentikan oleh Komisi Hukukm Internasional
(ILC/international Law Commision)tahun 1980, jelas tetap tidak dapat digunakan
karena jelas posisi Israel adalah kuat dalam segala bidang. Tetapi pernyataan
pihak dari Isarel tersebut bukan suatu pembelaan karena memang melihat dari
sejarah dan latar belakang permasalahan yang ada terlihat jelas bahwa Israel
mempunyai kesalahan karena telah merebut wilayah dari Palestina. Untuk
menyelesaikan konflik tersebut Israel mau tidak mau harus rela melepaskan
wilayah yang menjadi hak dari Palestina yaitu antara lain Tepi Barat, Jalur
Gaza dan Yerussalem yang akan dijadikan sebagai ibu kota Palestina.
Konflik ini dimulai setelah perang
dunia kedua,ketika masyarakat Israel (yahudi) berpikir untuk memiliki negara
sendiri. (menurut sejarah mereka keluar dari tanah Israel setelah Perang Salib
karena dituduh pro-Kristen oleh tentara Islam, yang kemudian ditinggali oleh
orang-orang Filistin atau Palestine) pikiran berbentuk zionisme yang didorong
oleh genosida oleh Nazi pada perang dunia kedua. Pilihan letak negara itu tentu
saja adalah tanah leluhur mereka yang pada saat itu merupakan tanah jajahan
Inggris karena secara leluhur mereka memilikinya tapi juga secara religius
beberapa tempat keagamaan Yahudi ada disana.
Meskipun tidak secara terbuka, negara-negara barat
setuju dan mendukung (alasannya karena sebelum orang Palestina tinggal disana,
tanah itu adalah milik Israel). sebaliknya negara-negara Arab berargumen bahwa
adalah karena Jerman yang melakukan genosida maka tanah Jerman lah yang harus
disisihkan untuk dijadikan negara Yahudi.Dibalik semua intrik politik dan
keuntungan dan kerugian politik, strategis,dll. Inggris secara sukarela mundur
dari negara dan memberikan siapa saja untuk mengklaimnya. berhubung Isreal
lebih siap maka mereka lebih dahulu memproklamirkan negara.
Sebaliknya orang-orang palestina
yang telah tinggal dan besar disana tidak mau terima mejadi bagian negara
Yahudi (dalam literatur doktrin Islam pemimpin negara harus seorang
Muslim),sehingga bangsa Israel kemudian melihat orang Palestina sebagai ancaman
dalam negeri, begitu juga dengan bangsa Palestina yang menganggap Israel
sebagai penjajah baru.
Hasilnya bisa ditebak, perang dan konflik yang telah berbelit-belit. yang sebenarnya adalah urusan antara dua negara/bangsa menjadi konflik antara agama (Yahudi vs Islam) belum lagi stabilitas kawasan timur tengah dan ikut campur Amerika dengan kebijakan Minyak mereka.Jadi sebenarnya masalah dasarnya tidak ada hubungannya dengan orang Palestina itu beragama Islam atau orang Israel itu beragama Yahudi, tapi masalahnya adalah "Tanah dan Kekuasaan".
Hasilnya bisa ditebak, perang dan konflik yang telah berbelit-belit. yang sebenarnya adalah urusan antara dua negara/bangsa menjadi konflik antara agama (Yahudi vs Islam) belum lagi stabilitas kawasan timur tengah dan ikut campur Amerika dengan kebijakan Minyak mereka.Jadi sebenarnya masalah dasarnya tidak ada hubungannya dengan orang Palestina itu beragama Islam atau orang Israel itu beragama Yahudi, tapi masalahnya adalah "Tanah dan Kekuasaan".
1. Inilah Inti Masalah di
Jantung Konflik Israel-Palestina
a.
Negara Palestina dan
kekuasaan
Palestina
menginginkan sebuah negara merdeka dan berdaulat penuh di Tepi Barat dan Jalur
Gaza dengan Jerusalem timur sebagai ibu kotanya. Israel menginginkan sebuah
negara Palestina tanpa militer. Israel menginginkan kehadiran militernya untuk
jangka panjang di Tepi Barat Lembah Jordan, dan mempertahankan kontrol atas
wilayah udara dan perbatasan-perbatasan dengan asing.
b.
Batas wilayah Palestina dan
permukiman Yahudi
Palestina
menginginkan Israel menarik diri dari semua tanah yang diduduki sejak perang
Enam Hari 1967 dan untuk membongkar semua permukiman Yahudi, meskipun mereka
telah menerima prinsip pertukaran lahan kecil yang sama ukuran dan nilainya. Israel
mengesampingkan penarikan penuh ke perbatasan sebelum 1967, tapi siap untuk
keluar dari beberapa bagian Tepi Barat sementara terus mencaplok blok kawasan
permukiman yang besar yang merupakan rumah bagi sekitar 360.000 warga Israel,
termasuk Jerusalem timur. Palestina menginginkan pembekuan semua pembangunan
permukiman selama pembicaraan damai. Israel menegaskan pembicaraan damai tanpa
prasyarat.
c.
Pengungsi
Ada sekitar lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar, sebagian besar
keturunan dari 760.000 orang Palestina yang melarikan diri atau diusir ketika
negara Yahudi itu diciptakan tahun 1948. Palestina menuntut Israel mengakui
"hak mereka untuk kembali", tapi dalam sejumlah pembicaraan damai,
Palestina telah menuntut Israel mengakui "prinsip" itu, dan dengan
demikian bertanggung jawab atas masalah tersebut. Israel menolak tuntutan
"hak untuk kembali". Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu,
menginginkan Palestina menerima Israel sebagai "negara orang Yahudi",
yang akan memastikan masalah pengungsi diselesaikan dalam batas-batas negara
Palestina masa depan.
d.
Air
Israel menguasai sebagian besar sumber daya air bawah tanah di Tepi Barat.
Orang-orang Palestina menginginkan pembagian yang lebih adil.
2. Kota
Tua Yerusalem Menjadi Sumber Masalah
Israel
dan Palestina berakhir konflik juga karena kota tua Yerusalem. Israel yang kini
menempati Yerusalem lebih tepatnya Yerusalem Timur tentu tidak akan mudah
melepas wilayah tersebut. Yerusalem adalah kota tempat tahta Daud, dimana
Israel yakini pusat pemerintahan harus berada disana. Sementara berkaitan
dengan usulan pertukaran lahan, pihak Palestina juga tidak bakal melepaskan
Yerusalem Timur untuk ditukar dengan wilayah manapun. Mereka juga berencana
menjadikan kota Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina merdeka
nantinya. Sudah dapat diperkirakan, masalah Yerusalem akan tetap menggantung,
atau malah akan kembali menimbulkan konflik serius.
Ada beberapa
faktor yang menguatkan Israel mengklaim wilayah yang semula wilayah Palestina,
yaitu sebagai berikut :
a.
Kitab Perjanjian Lama Bab Genesis 15:18 yang
mengatakan: Pada hari ini Tuhan membuat
perjanjian dengan Ibrahim melalui firman, „Untuk keturunanmu Aku berikantanah
ini, dari Sungai Mesir hingga Sungai Besar Eufrat‟
b.
Deklarasi Balfour pada bulan November 1917 M oleh
Arthur James Balfour yangsebelumnya atas kesepakata Sykes
Picot dan pembagian daerah kekuasaan di Timur Tengah dengan Prancis.
Dalam deklarasi tersebut dikatakan : “ Pemerintah Inggris menyetujui
didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuanini, setelah
dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang
dapat merugikan hak-hak sipil dan hak-hak keagamaan komunitas non Yahudi
yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati oleh
setiap bangsa Yahudi dinegara lain
c.
Resolusi Majelis Umum PBB No. 181 tahun 1947 M yang
membagi Palestina menjaditiga wilayah. Wilayah Palestina, Wilayah Israel dan
Jerussalem sebagai zonainternasional. Hingga sekarang ini, konflik masih terus
berlanjut.
1. Penduduk
Palestina
Pada 20 Juli 2014, rumah
sakit di Gaza tidak memadai dan menghadapi kelangkaan beberapa jenis
obat-obatan, suplai medis, dan bahan bakar.[123]
Mesir untuk sementara membuka kembali perlintasan Rafah agar persediaan
obat-obatan bisa diangkut ke Gaza dan korban cedera bisa dirawat di Mesir.[124]
Harga makanan, termasuk ikan dan hasil tani, naik drastis akibat operasi ini.[125]
Laporan berita tanggal 21 Juli menyatakan bahwa lebih dari 83.000 warga
Palestina berlindung di fasilitas milik PBB.
Menurut
United Nations' Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA),
pada 31 Juli 2014 di Jalur Gaza, lebih dari 250.000 warga Palestina kehilangan
tempat tinggal, 236.375 di antaranya berlindung di 88 sekolah UNRWA (lebih dari
11 persen populasi Gaza). UNRWA telah mengerahkan segala kemampuannya untuk
memfasilitasi para pengungsi, dan kepadatan pengungsi meningkatkan risiko
terjadinya wabah. Seluruh penduduk Gaza sebanyak 1,8 juta jiwa terkena dampak
pembatasan dan/atau berkurangnya persediaan air. 137 sekolah dan 24 fasilitas
kesehatan rusak, 945 rumah (10.690 keluarga) hancur total atau rusak parah, dan
rumah milik 5.435 keluarga rusak namun masih bisa ditinggali. Di seluruh Jalur
Gaza, penduduknya hanya mendapat pasokan listrik selama tiga jam per hari.
Penghancuran satu-satunya pembangkit listrik di Gaza sangat memengaruhi keadaan
kesehatan masyarakat dan mengurangi layanan air dan sanitasi; rumah sakit
semakin bergantung pada generator listrik.
OCHA
memperkirakan bahwa sedikitnya 373.000 anak membutuhkan bantuan psikisosial.
Kepadatan yang berlebihan, ditambah terbatasnya akses staf kemanusiaan ke
tempat-tempat tertentu, terus mengurangi kualitas hidup di beberapa pengungsian
dan meningkatkan kekhawatiran soal perlindungan. Suplai air mulai mengalami
krisis. Lebih dari 485.000 pengungsi dalam negeri membutuhkan bantuan pangan darurat.
Menurut
Kementerian Kesehatan Gaza, sejauh ini 1.880 warga Palestina tewas dan 9.400
lainnya luka-luka, 80% di antaranya adalah warga sipil. Menurut United
Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs, 1.717
warga Palestina tewas, 85% di antaranya adalah warga sipil. Menurut data dari
Kementerian Kesehatan Gaza, 79,7% warga Palestina yang tewas di Gaza berjenis
kelamin pria, kebanyakan di antaranya berusia antara 16 dan 35 tahun.
2. Penduduk
Israel
Hamas
dan kelompok Islamis lainnya di Gaza telah menembakkan roket dan mortar ke kota
dan desa di Israel. Meski Israel menggunakan sistem pertahanan rudal Kubah
Besi, sedikitnya 3 warga sipil tewas (satu warga Yahudi Israel, satu warga Arab
Israel, dan satu pekerja Thai). Seorang remaja Israel cedera parah setelah
roket menghantam kota Ashkelon. Para pekerja medis mengatakan bahwa remaja
Israel yang rawan terkena gangguan jiwa terus menderita saat konflik jangka
pendek maupun jangka panjang. Sejumlah pakar mengidentifikasi sejumlah gejala
kesehatan jiwa yang muncul sepanjang konflik seperti kegelisahan, depresi,
gangguan obsesif-kompulsif, sensitivitas interpersonal, fobia, dan paranoia.
Banyak yang meragukan gejala kesehatan ini akan berkurang setelah konflik
berakhir.
Mayoritas
penduduk Arab Israel, sekitar dua puluh persen populasi Israel, berada di dalam
jangkauan roket Hamas. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan warga Arab
Israel setelah seorang Arab Israel tewas akibat serangan roket. Opini warga
Arab Israel dalam konflik ini bercampur, ada yang menolak perang dan ada yang
mendukung posisi Israel. Saat operasi dimulai, pemerintah Israel membatalkan
semua program 40 km (24 mil) dari Gaza, dan meminta agar semua orang tetap
di dalam rumah atau dekat tempat berlindung. Seluruh kamp musim panas ditutup
dan universitas membatalkan ujian akhirnya. Selain itu, penduduk dilarang
membuat kerumunan sebanyak 300 orang atau lebih. Karena lintasan roket dari
Gaza, banyak penerbangan ke dan dari Bandar Udara Ben-Gurion yang ditunda atau dialihkan.
1. Upaya PBB
Dalam Penyelesaian Masalah Antara Palestina Dan Israel
A. KRITIK
DAN SARAN
Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian konflik
Palestina-Israel yaitu :
a. Resolusi
tentang HAM Resolusi A/55/133 isinya mengenai tindakan –tindakan Israel yang
melakukan pelanggaran terhadap rakyat Palestina. (mengenai pencaplokan,
pendirian perkampungan Yahudi dan Penutupan daerah). Dalam resolusi ini,
Majelis Umum menitik beratkan pada perlunya menjaga integritas territorial
seluruh wilayah pendudukan Palestina, termasuk menghilangkan pembatasan yang
dilakukan oleh Israel.
b. Resolusi
A/55/128 mengenai tanah kepemilikian Palestina sesuai dengan Prinsip-prinsip
kebenaran dan keadilan.
c. Resolusi
A/56/142 hak rakyat Palestina dalam menentukan nasib sendiri
d. Upaya
pembentukan road map yang disepakati oleh komite Kwartet, yaitu As, Rusia, Uni
Eropa dan Sekjen PBB
e. Resolusi PBB
No.181 tahun 1947 mengenai pembagian wilayah bagi bangsa Palestina dan Yahudi
f. Pembentukan
komis I khusus untuk mengatasi menangani masalah pengungsi Palestina, yaitu UN
Conciliation Commission For Palestine ( UNCCP) yang kemudian pada tahun 1950
juga membentuk sebuah badan Pengungsi Palestina dengan nama UN Relief and Works
Ageny (UNRWA)
g. Resolusi No.
194 yang berbunyi : Majelis umum menegaskan bahwa harus di izinkan secepat
mungkin bagi pengungsi yang ingin kembali kerumah mereka dan hidup damai dengan
tetangganya, dan demikian juga harus mendapat ganti rugi dari harta benda yang
ditinggalka, dan mendapat ganti rugi dari kerugia atau kerusakan harta benda
sesuai dengan hukum Internasional dan standar keadilan bagi mereka yang tidak
ingin kembali lagi.
h. Resolusi No.
338 penyeruan mengenai gencatan senjata bagi pihak yang bertikai dan mengakhiri
aksi bersenjata kedua pihak
i. Resolusi No.
1276 yang meminta kedua pihak serius untuk mengentikan gencatan senjata.
j. Oktober 2000
DK menyetujui resolusi yang mengecam penggunaan kekuatan berlebihan, yaitu no.
1322 dimana Dk PBB menyatakan sangat Prihatin dalam peristiwa tragis yang
membawa banyak kematian dan kerugian dan kebanyakan orang-orang Palestina.
Dibawah kepemimpinan Ariel Sharon, Israel justru menunjukan eskalasi militer
dan Politik. Israel mengerahkan pasuka bersenjatanya ke tepi barat dan
membantai orang2 palestina di kamp pengungsi di jenin, Balata, Rammalah, Aida,
dir balah dan Deheish sejak awal hingga pertengahan Juni 2002.
k. Resolusi no.
1937 12 maret 2002, yang meminta dengan segera penghentian semua tindakan
kekerasan termasuk tindakan meneror, penghasutan dan pengrusakan. Tanggapan
dari Resolusi ini yaitu, pada tanggal 20 maret pejuang palestina melakukan aksi
bom bunuh diri di dekat kota Umm Al-Fahm, Israel Utara dan juga dekat kota
Yerusalem hingga sebagai balasannya PM Ariel Sharon mengumumkan deklarasi perang
serta mengerahkan pasukannya lengkap dengan persenjataan dan alat-alat berat ke
kota Ramallah, untuk mengepung Yasser Arafat
l. Resolusi No
1402 pada tangga 30 Maret 2002, secara aklamasi meminta kedua pihak yang
bertikai untuk melakukan gencata senjata, serta agar Israel menarik pasukannya
dari kota Palestina, termasuk wilayah Istana pemimpin palestina Yaseer Arafat.
Kenyataannya Israel tetap tidak menarik pasukannya, aksi penyanderaan Yaser
Arafat diiringi dengan penghancuran hampir seluruh bangunan Istana Kepresidenan
dengan penghancuran Bom
m. Resolusi PBB
N0. 1403 4 april 2002 membawa mereka ke meja perundinga untuk membicarakan
kesepakatan perdamaian, dan menghasilkan Peta perdamaian 16 juli 2002 di New
YORK
n. Juli 2004
resolusi ES-10 yang secara resmi mendesak Israel untuk mengehentikan dengan
segera pembangunan tembok pemish antara Israel dan Palestina
2.
The Wye
River Memorandum
Perjanjian
ini adalah persetujuan yang dinegosiasikan antara Israel dan Palestina untuk
mengimplementasikan Persetujuan Interim untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza pada 28
September 1995. Memorandum ini ditengahi oleh Amerika Serikat di Aspen
Institute Wye River Conference Centers, dekat Sungai Wye, Maryland, dan
ditandatangani pada tanggal 23 Oktober 1998.
3.
Road Map for
Peace (Peta Jalan Perdamaian)
Pada tanggal 4 Juni 2003
dilakukan peluncuran sebuah “peta jalan
damai” bagi pembentukan negara Palestina pada 2005. Pertemuan ini terjadi di
Yordania dengan peserta Presiden AS George W. Bush, Perdana Menteri
Israel Ariel Sharon, dan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Namun, sebagaimana
biasanya, perundingan ini pun gagal. Sebagian besar perundingan dan perjanjian
damai di atas dikhianati oleh pihak Israel. Seruan dunia untuk menghentikan
permukiman tak pernah dihiraukan Israel. Pembangunan permukiman ilegal dan
terus menerus inilah yang ditengarai sebagai biang keladi yang menjegal
perdamaian Palestina dan Israel, di samping sikap-sikap tidak kooperatif yang
mereka lakukan, seperti penangkapan, pengusiran, dan tak jarang penyergapan,
atau bahkan beberapa kali melakukan agresi militer terhadap Palestina.
4.
Perdamaian
dan Gencatan Senjata 2012
Pada tahun
2012 Israel kembali melakukan serangan udara ke Gaza. Kali ini agresi tersebut
dilakukan selama delapan hari, yaitu 14-21 November 2012. Korban meninggal
mencapai 184 orang, luka-luka 4.000 orang. Perang ini berakhir setelah
diumumkannya Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
Butir
Perjanjian yang telah dilakukan adalah
a.
Israel harus
menghentikan semua permusuhan di tanah Gaza, laut, dan udara, termasuk serangan
dan penargetan individu.
b.
Semua faksi
Palestina harus menghentikan semua permusuhan dari Jalur Gaza terhadap Israel,
termasuk serangan roket dan semua serangan di sepanjang perbatasan.
c.
Membuka
penyeberangan dan memfasilitasi pergerakan orang dan transfer barang dan
menahan diri dari membatasi gerakan bebas penduduk dan menargetkan penduduk di
wilayah perbatasan dan prosedur pelaksanaan akan ditangani setelah 24 jam dari
awal gencatan senjata.
d.
Hal-hal lain
yang mungkin diminta harus ditangani.
5.
Kesepakatan
antara Palestina dan Israel (2014)
Setelah
bertempur 50 hari, Palestina dan Israel akhirnya sepakat untuk melakukan
perjanjian damai. Kesepakatan yang diambil dengan ditengahi oleh Mesir itu
menghasilkan sejumlah kesepakatan, yaitu :
- Israel menghentikan semua aksi militer baik berupa serangan darat maupun udara
- Israel harus membuka jalur perbatasan dengan Gaza agar pengiriman barang dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina bisa dijalankan. (Kesepakatan ini sama dengan kesepakatan 2012 tetapi tidak pernah dijalankan oleh Israel)
- Mesir juga setuju untuk membuka jalur perbatasan sepanjang 14 kilometer di Rafah untuk distribusi barang dan manusia.
- Penguasa Palestina mengambil alih administrasi daerah-daerah perbatasan yang selama ini dikuasai oleh Hamas. Hal ini penting untuk menjaga jangan sampai ada senjata masuk ke Palestina
- Wilayah terlarang bagi warga Palestina yang selama ini diterapkan oleh Israel akan dikurangi. Terutama di perbatasan jalur Gaza yang semula 300 meter menjadi 100 meter saja. Jika ini dilaksanakan maka kesepakatan ini memungkinan warga Palestina untuk memperluas lahan pertanian di wilayah perbatasan.
- Dalam penggunaan laut Israel akan memperluas batas dari tiga mil menjadi dua kali lipatnya. Artinya bisa memberi manfaat ekonomi bagi warga Gaza. Selama ini Palestina meminta akses penuh selebar 12 mil sesuai dengan hukum internasional.
- Untuk kesepakatan pembebasan tahanan seperti yang dituntut Palestina belum bisa dilaksanakan
- Israel akan mempertimbangkan untuk menyetujui tuntutan Hamas membangun pelabuhan di Gaza untuk memudahkan aktivitas perdagangan. Sejak lama usulan ini ditolak Israel namun sekarang akan dilihat dulu apakah ada jaminan keamanan dari Gaza.
- Tuntutan Hamas untuk pencairan dana yang akan digunakan untuk membayar 40.000 polisi dan pegawai negeri sipil yang dari akhir tahun lalu sampai saat ini belum dibayarkan. Dana gaji pegawai pemerintah itu dibekukan oleh Otoritas Palestina.
- Tuntutan Israel agar dilakukan demiliterisasi di Gaza ditolak Hamas tetapi didukung penuh PBB dan Uni Eropa
- Palestina menuntut pembangunan kembali bandar udara di Gaza bernama Yasser Arafat International yang pada tahun 2000 lalu dihancurkan oleh Israel.
BAB III
PENUTUP
Kami sangat perihatin sekali dengan
konflik yang terjadi antara palestina dan israel.Sebuah konflik yang berdampak
besar bagi perdamaian dunia. Bukan hanya pelanggaran HAM yang terjadi disana
melainkan melumpuhkan segala sisi kemanusian dalam diri mereka yang telah
melakukan peperangan tanpa melihat derita para warga sipil yang bisa dikatakan
tidak tahu apa-apa. Perperangan yang disebabkan oleh masalah rasa tidak puas
akan milik sendiri tidak menjadi tombak untuk menghancurkan wilayah yang
disengketakan.
Kami berharap agar semua sengketa atau
konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel cepat berakhir dan bisa
menjadi pelajaran untuk membangun hubungan antara kedua negara yang lebih baik
lagi. Begitu pula negara-negara lainya semoga bisa mengambil contoh dari
konflik yang terjadi ini. Konflik antara kedua negara tersebut semoga bisa
menemukan titik terang dalam sengketa yang terjadi melalui usaha-usaha para
negara yang ingin mendamaikan mereka, seperti Indonesia,dll. Kami juga berharap
PBB lebih memperhatikan konflik antara kedua negara terssebut agar tidak ada
lagi dampak-dampak negatif dari ribuan peluru pemusnah nyawa.
Bahwa sengketa antara Palestina dan Israel adalah merupakan permasalahan
sengketa wilayah yang telah dilakukan pembagian oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) pada medio Mei 1947. Ternyata pembagian wilayah yang telah dilakukan
tidak dapat memuaskan kedua belah pihak dan upaya untuk menggagalkan tidak lagi
diawasi secara ketat oleh PBB. Serangan Israel tidak segera diselesaikann
dengan ketegasan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi
Internasional yang memiliki kapaasitas untuk menyelesaikan konflik
berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
DAFTAR
PUSTAKA
Terima kasih yang telah bersedia mengujungi blog ini. salam manis buat semua...
terima kasih, infonya sangat bermanfaat ;)
ReplyDeleteAGENS128 ADALAH AGEN BETTING ONLINE TERPERCAYA SAAT INI
ReplyDeletePermainan Populer Kami (Sabung Ayam, Sportsbook, Casino Live, Poker, Domino, Ceme, Bola Tangkas, Togel, Tembak ikan, Slot Game Dan Masih banyak Lainnya :)
Info Lebih Lanjut Hubungi Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / BBM : AGENS128
WhatsApp : 085222555128